TENTANGKALTENG.ID, PALANGKA RAYA — Dinamika politik internal Partai Golkar Provinsi Kalimantan Tengah kembali menghangat jelang pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Dukungan demi dukungan mulai mengerucut kepada nama Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, yang dinilai memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin salah satu partai politik tertua di Indonesia.
Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Palangka Raya, Andi Wirahadi Kusuma, secara terbuka menyatakan dukungan penuh kepada Fairid. Bagi Andi, yang juga mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palangka Raya periode 2013–2016, figur Fairid merepresentasikan tipikal pemimpin muda yang visioner, mampu membangun jembatan komunikasi politik lintas generasi, dan memiliki akar kuat di basis partai beringin.
“Fairid adalah sosok yang tidak hanya memahami tantangan generasi milenial dan gen Z, tapi juga mampu merangkul generasi senior. Kepemimpinannya dibutuhkan untuk membawa Golkar menjadi partai yang lebih adaptif dan relevan,” ujar Andi pada Jum’at, 15 Agustus 2025.
Fairid bukan nama asing di dunia politik Kalteng. Sebelum menjadi Wali Kota Palangka Raya, ia pernah menjabat sebagai Ketua KNPI Provinsi Kalimantan Tengah periode 2014–2017. Latar belakang ini membuatnya akrab dengan dinamika kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan.
Selain itu, Fairid adalah putra dari H. Abdul Razak, politisi senior Partai Golkar yang pernah memimpin DPD Golkar Kalteng pada 2009. Abdul Razak juga dikenal sebagai alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berpengaruh, yang mengukuhkan basis historis dan ideologis Fairid di internal partai.
Andi menilai, kombinasi pengalaman kepemudaan dan warisan politik keluarga memberi Fairid modal besar untuk memimpin Golkar di tingkat provinsi.
“Beliau memiliki jejaring luas, bukan hanya di internal Golkar, tetapi juga di organisasi seperti HMI dan HIPMI. Ini selaras dengan kepemimpinan nasional Golkar yang saat ini diisi oleh tokoh-tokoh muda dan mantan aktivis organisasi,” tambahnya.
Jaringan organisasi Fairid juga dinilai paralel dengan kepemimpinan di tingkat pusat. Saat ini, salah satu tokoh kunci di lingkar nasional, Bahlil Lahadalia, mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM, yang saat ini menjabat sebagai Menteri ESDM, juga merupakan alumni HMI dan mantan Ketua Umum BPP HIPMI periode 2015–2019.
Bagi Andi, kesamaan latar belakang ini membuka peluang sinkronisasi arah kebijakan dan strategi antara DPD Golkar Kalteng dengan kebijakan partai di tingkat pusat.
“Golkar memerlukan figur yang bukan hanya paham politik daerah, tapi juga terkoneksi dengan dinamika nasional. Fairid adalah sosok yang memenuhi itu,” tegasnya.
Dalam pandangan Andi, tantangan utama partai politik saat ini adalah relevansi di mata pemilih muda yang jumlahnya dominan. Fairid dinilai memiliki track record kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan ini.
Ia menilai, di tangan Fairid, Golkar Kalteng berpotensi menjadi partai yang lebih modern, terbuka, dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
“Kemampuan komunikasi politiknya yang luwes membuat beliau bisa diterima oleh semua kalangan, baik generasi tua maupun muda,” pungkas Andi.
Dukungan dari tokoh-tokoh kepemudaan seperti Andi Wirahadi Kusuma menjadi indikasi awal bahwa peta politik Golkar Kalteng akan banyak dipengaruhi oleh dinamika generasi muda.
“Jika Fairid memutuskan maju, kontestasi internal Golkar Kalteng berpotensi menjadi ajang uji gagasan antara generasi baru dan generasi lama. Ini akan menjadi penentu arah bagi masa depan partai dan Fairid adalah sosok yang tepat untuk menjawab tantangan partai Golkar ke depan,” tutup Andi.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan