TENTANGKALTENG.ID, KATINGAN — Komitmen membangun daerah berbasis partisipasi pemuda kian menguat. Hal itu tampak saat Wakil Bupati Katingan, Firdaus, menerima audiensi Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Katingan di ruang kerjanya, pada Selasa, 1 Juli 2025.
Didampingi Penjabat Sekretaris Daerah, Deddy Ferras, Firdaus menyambut langkah GAMKI sebagai mitra strategis pemerintah daerah untuk mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di Katingan.
Pertemuan tersebut juga menegaskan tekad bersama memperkuat toleransi dan keberagaman, sekaligus membuka ruang partisipasi pemuda dalam proses kebijakan publik.
“Pemuda adalah tulang punggung pembangunan. Kami sangat menghargai upaya GAMKI untuk bersinergi, karena energi muda dibutuhkan untuk memajukan Katingan,” ujar Firdaus.
Ia menilai sinergi seperti ini penting dalam membentuk kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.
Perwakilan GAMKI Katingan, Winda Natalia, memaparkan sejumlah program kerja yang sejalan dengan visi pemerintah daerah. “Kami ingin menjadi jembatan antara pemuda Kristen dan pemerintah, baik dalam pembinaan karakter, pemberdayaan ekonomi, maupun pelestarian budaya,” jelasnya.
GAMKI bertekad memperkuat nasionalisme dan toleransi di kalangan pemuda lewat pelatihan kepemimpinan, dialog antaragama, dan program kewirausahaan. “Pemuda harus menjadi pelopor persatuan. Kami berharap Pemkab dapat mendukung ruang kreativitas dan keterlibatan kami dalam perencanaan pembangunan,” tambah Winda.
Diskusi berlangsung dinamis, membahas tantangan daerah seperti penguatan ekonomi lokal dan pencegahan radikalisme. Kedua pihak sepakat memperkuat komunikasi rutin dan merancang aksi nyata, termasuk forum Pemuda Multireligius, pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal, serta program Literasi Kebhinekaan di sekolah dan komunitas.
“Ini bukan sekadar pertemuan seremonial, tapi awal dari kerja konkret. Pemuda Katingan harus jadi contoh dalam membangun daerah tanpa meninggalkan nilai-nilai keberagaman,” tegas Firdaus.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pemuda bukan hanya objek pembangunan, melainkan subjek aktif yang mampu mendorong perubahan. Dengan semangat inklusivitas, sinergi ini diharapkan melahirkan model pembangunan yang mengedepankan toleransi dan partisipasi luas.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan