TENTANGKALTENG.ID, PALANGKA RAYA – Kekhawatiran mendalam terhadap kondisi lingkungan hidup di Kalimantan Tengah kembali disuarakan di Gedung DPRD. Kali ini, Fraksi Partai NasDem mengambil sikap tegas dalam rapat paripurna pembahasan LKPj Gubernur Tahun 2024, yang digelar pada Senin, 5 Mei 2025.
Juru Bicara Fraksi NasDem, Asdy Narang, menyampaikan bahwa meskipun Dinas Lingkungan Hidup mencatat beberapa capaian positif—seperti meningkatnya jumlah perusahaan yang melakukan pemantauan lingkungan secara mandiri dan bertambahnya fasilitas pengelolaan limbah—situasi di lapangan jauh dari kata ideal.
“Permasalahan Lingkungan Hidup nampaknya semakin serius dan krusial, khususnya akibat aktivitas pertambangan, perkebunan sawit skala besar, dan industri ekstraktif lainnya,” ungkap Asdy Narang dalam forum tersebut.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti lemahnya pengawasan serta penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran lingkungan. Menurutnya, pelanggaran berupa pembuangan limbah ke sungai, pencemaran udara akibat pembakaran lahan, hingga kerusakan ekosistem karena pembukaan lahan secara masif masih menjadi pemandangan umum.
Melihat kondisi tersebut, Fraksi NasDem menyampaikan rekomendasi penting kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah agar segera melakukan langkah korektif terhadap regulasi yang ada.
“Sehingga kami merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup untuk segera merevisi Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pembukaan dan Pengelolaan Lahan Non Gambut Bagi Masyarakat Hukum Adat, dengan memasukkan mekanisme pembukaan lahan berbasis pembakaran terbatas dan terkendali sesuai kearifan lokal yang diatur secara jelas, terukur, dan aman untuk mengurangi potensi kebakaran lahan yang tidak terkendali,” tegasnya.
Usulan ini tak hanya mencerminkan kepedulian terhadap krisis ekologi yang kian genting, tetapi juga menjadi wujud komitmen NasDem dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan hak masyarakat adat yang bergantung pada lahan sebagai sumber kehidupan mereka.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan