TENTANGKALTENG.ID, PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sutik, menyoroti persoalan serius terkait akses jalan menuju lahan pertanian di kawasan Samuda, Kabupaten Kotawaringin Timur, setelah melaksanakan reses di wilayah Dapil II.
Temuan ini menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur dasar, khususnya jalan poros sepanjang kurang lebih 10 kilometer yang menjadi jalur utama petani untuk mengangkut hasil panen, kini mengalami kerusakan parah.
Kerusakan tersebut membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan darat, sehingga aktivitas distribusi hasil pertanian menjadi sangat terhambat.
“Petani terpaksa mengangkut hasil panen menggunakan klotok kecil karena badan jalan rusak parah dan tidak memungkinkan dilewati kendaraan,” ujarnya, pada Sabtu, 15 November 2025.
Akibat buruknya akses, biaya logistik meningkat signifikan. Sutik mengungkapkan, satu karung hasil panen bisa dikenakan ongkos hingga Rp25 ribu hanya untuk keluar dari lahan, kondisi yang membuat keuntungan petani semakin tergerus.
Ia menilai situasi ini ironis, terlebih saat pemerintah pusat tengah gencar mendorong program ketahanan pangan nasional. Namun di lapangan, akses dasar menuju lahan pertanian justru belum mendukung produktivitas.
“Karena itu, perbaikan jalan poros di Samuda harus menjadi prioritas pemerintah,” tegasnya.
Sutik menambahkan, pemerintah pusat sebenarnya telah memberikan sejumlah bantuan peralatan pertanian seperti bajak, mesin panen, hingga mesin penggilingan. Namun manfaatnya belum optimal karena hasil panen tetap sulit diangkut keluar.
“Tanpa perbaikan infrastruktur pendukung, produktivitas petani tidak akan meningkat signifikan,” tambahnya.
Hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah kabupaten maupun provinsi terkait perbaikan jalan tersebut. Meski begitu, Sutik menyebut adanya rencana pembangunan pada tahun 2027 oleh pemerintah provinsi, meskipun cakupannya masih terbatas. Ia menilai kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten menjadi kunci percepatan penyelesaian persoalan ini.
Dari hasil reses, aspirasi masyarakat sebagian besar memang berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur dasar, terutama akses jalan pertanian.
“Pembangunan jalan pertanian bukan hanya soal akses fisik, tetapi fondasi penting bagi peningkatan ekonomi lokal. Ketika jalur distribusi lancar, biaya produksi menurun dan petani bisa menikmati keuntungan yang lebih adil,” pungkasnya.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan