TENTANGKALTENG.ID, KATINGAN — Pemerintah Kabupaten Katingan semakin gencar mempersiapkan diri menghadapi verifikasi lapangan Kabupaten Layak Anak (KLA) 2025. Audiensi yang digelar di Rumah Jabatan Bupati pada Rabu, 4 Juni 2025 menjadi ajang pembahasan strategi penguatan kelembagaan, pembangunan sarana prasarana ramah anak, serta peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan daerah.
“Kami berkomitmen penuh mewujudkan Katingan sebagai Kabupaten Layak Anak. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung tumbuh kembang anak,” tegas Bupati Katingan, Saiful, di hadapan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lembaga masyarakat, dan stakeholder terkait.
Verifikasi KLA merupakan tahap penting yang menilai kesiapan daerah memenuhi hak-hak anak, mulai dari pendidikan, kesehatan, perlindungan khusus, hingga keterlibatan anak dalam perencanaan pembangunan.
Tim Gugus Tugas KLA Katingan telah menyiapkan langkah strategis, meliputi:
- Penguatan kelembagaan lewat koordinasi intensif antar-OPD dan lembaga terkait
- Penyediaan sarana prasarana ramah anak seperti ruang bermain, perpustakaan anak, dan fasilitas publik yang mudah diakses
- Peningkatan partisipasi anak melalui forum anak dan mekanisme masukan terhadap kebijakan daerah
- Sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat terkait perlindungan hak anak
Bupati Saiful menegaskan, predikat KLA bukan sekadar penghargaan. “Kami mendorong setiap OPD untuk aktif memenuhi indikator KLA, termasuk dalam penyediaan layanan kesehatan, pendidikan inklusif, dan ruang kreatif bagi anak,” ujarnya.
Selain infrastruktur, perlindungan hak anak juga menjadi perhatian utama. Pemkab Katingan berupaya memperkuat sistem pelaporan serta penanganan kasus kekerasan terhadap anak, dan memastikan anak-anak terlindungi dari eksploitasi maupun diskriminasi.
Dengan dukungan pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat, Katingan optimis meraih predikat Kabupaten Layak Anak 2025 dan menjadi salah satu daerah percontohan lingkungan ramah anak di Kalimantan Tengah.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan