TENTANGKALTENG.ID, KATINGAN — Status siaga tinggi kembali diberlakukan untuk wilayah gambut Kalimantan Tengah menjelang musim kemarau 2025. Langkah ini ditegaskan dalam rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berlangsung di Aula Jayang Tingang, Jum’at, 7 Agustus 2025.
Rapat dipimpin langsung Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan dihadiri jajaran kepala daerah se-Kalteng, Kepala BMKG, BNPB, hingga unsur TNI-Polri.
Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran menyoroti potensi terulangnya bencana besar seperti pada 2015 dan 2019. “Kami telah menetapkan tiga kabupaten prioritas – Pulang Pisau, Kapuas, dan Kotawaringin Timur – sebagai fokus pengawasan, mengingat kerentanan lahan gambut di wilayah tersebut,” jelasnya.
Pendekatan berbasis data menjadi sorotan Menteri Hanif Faisol. “KLHK akan memperkuat tiga pilar: penegakan hukum, pemulihan ekosistem, dan pengendalian kebakaran lahan non-hutan,” ujarnya. Kebijakan ini sejalan dengan Keputusan Menko Polhukam Nomor 29 Tahun 2025 tentang Penanganan Terpadu Karhutla.
Dari tingkat kabupaten, Bupati Katingan Saiful menegaskan langkah nyata di lapangan. “Kami telah membentuk tim patroli terpadu yang melibatkan TNI, Polri, dan masyarakat. Sosialisasi intensif juga gencar kami lakukan di 154 desa rawan Karhutla,” paparnya. Program Masyarakat Peduli Api (MPA) menjadi ujung tombak deteksi dini kebakaran.
Kesepakatan penting yang lahir dari rapat ini meliputi pembentukan posko terpadu di seluruh kabupaten/kota, optimalisasi teknologi early warning system, peningkatan patroli di titik panas (hotspot), serta penguatan kapasitas masyarakat untuk mengendalikan kebakaran skala kecil.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih kering dari rata-rata. “Musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dari rata-rata, dengan puncaknya pada Agustus-Oktober. Kewaspadaan ekstra diperlukan,” ujarnya.
Rapat ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan. Gubernur Agustiar mengajak semua pihak bergerak bersama. “Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh elemen masyarakat. Mari jaga bersama hutan dan lahan kita,” tegasnya.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan