TENTANGKALTENG.ID, PALANGKA RAYA – Pemerataan tenaga kesehatan (nakes) di Kalimantan Tengah kembali menjadi sorotan tajam dari Anggota Komisi III DPRD Kalteng, Wengga Febri Dwi Tananda. Di tengah upaya memperkuat pelayanan publik, ia menilai distribusi nakes yang timpang antara kota dan daerah terpencil masih menjadi persoalan serius.
“Tenaga kesehatan jangan hanya terpusat di perkotaan. Kita harus pastikan seluruh masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah terpencil, bisa mendapatkan layanan yang sama,” ujarnya pada Senin, 14 April 2025.
Pernyataan ini mempertegas bahwa problem utama bukanlah jumlah tenaga medis, melainkan sistem penempatan yang belum berkeadilan. Wengga menyebut banyak wilayah pelosok yang masih kekurangan tenaga medis, sedangkan kota-kota besar justru menjadi pusat konsentrasi mereka.
“Ini bukan soal tidak adanya tenaga, tapi bagaimana menata sistem distribusinya. Jangan sampai ada kesan bahwa pemerintah sengaja membiarkan daerah tertentu kekurangan tenaga medis,” tegas politikus muda dari Partai Gerindra tersebut.
Ia mendorong pemerintah daerah untuk tidak lagi menunda penyusunan kebijakan afirmatif demi menarik tenaga kesehatan agar mau mengabdi di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan.
Lebih lanjut, Wengga menekankan bahwa pemerataan nakes adalah wujud nyata dari kehadiran negara dalam menjamin hak dasar warganya. Kesehatan, menurutnya, bukanlah hak eksklusif bagi mereka yang tinggal di pusat kota saja.
“Kita ingin semua warga Kalteng, baik di kota maupun pelosok, memiliki hak yang sama untuk sehat dan mendapatkan pelayanan yang layak,” pungkasnya.
Seraya mengingatkan agar isu ini tak terus berulang, Wengga berharap Pemerintah Provinsi Kalteng segera menindaklanjutinya dengan langkah konkret. Tanpa itu, ketimpangan layanan kesehatan di Bumi Tambun Bungai akan terus menjadi luka yang tak kunjung sembuh.
Reporter: Nurul Hidayah
Editor: Aris Kurnia Hikmawan